6 Mar 2012

Estetis vs Fungsi #Archdesign

Sebenernya postingan kali ini merupakan bentuk kepedulian ketidaknyamanan saya terhadap apa yang nampak/terlihat di mata saya.. Gimana ga nampak, kalo hampir tiap hari selalu dilewati a.k.a berada di sepanjang kantor saya... Dan gimana ga peduli, mengingat jaman kuliah selalu ditekankan pentingnya arti fungsi disamping nilai keindahan (=baca estetis)  pada bangunan . Gemes sendiri jadinya kalo melihat hal-hal semacam ini...
Pedestrian khusus  jalur tuna netra
Sudah tau kan..  kalo hampir di sebagian kota, minim sekali fasilitas umum (=fasum) khusus untuk para penyandang cacat. Beberapa kota, seperti Jakarta, Yogyakarta sudah terlihat fasum untuk penyandang cacat tuna netra Contoh kecilnya pedestrian di sepanjang jalan Malioboro. Nah, Pemerintah Kota Semarang pun mulai meng-cover beberapa kebutuhan fasilitas umum untuk bisa digunakan ke semua lapisan masyarakat, termasuk untuk  penyandang cacat tuna netra. Ini merupakan tanda kepedulian Pemda dalam mengakomodir langkanya kebutuhan akan fasilitas umum, utamanya pedestrian bagi para penyandang cacat.  Pedestrian untuk tuna netra dapat terlihat dari adanya perbedaan warna dan tekstur pada material pedestrian [warna kuning]. Setau saya, pengguna pedestrian yang diperuntukkan untuk tuna netra lebih  diprioritaskan, baik itu akses, kemudahan dan kenyamanan. 
Tapi.. apa yg dijumpai ternyata tidak se-indah apa yg seharusnya terfungsikan (=dapat difungsikan). 
Terkadang... saya membayangkan saya berjalan sambil menutup mata, dengan menggunakan bantuan tongkat (cmiiw) untuk menuntun saya dalam berjalan. Coba dey kalian ikut membayangkan.... 
Apa yg terjadi???? Saya yang berusaha mengandalkan indera peraba saya melalui tongkat penuntun pasti akan mengalami kesulitan... Mau ga susah gimana coba...Berjalan dibantu tongkat penuntun saja perlu usaha agar terbiasa... Apalagi berusaha mencermati/merasakan pola jalur yang disediakan di pedestrian itu... Beberapa jalur ada yang dibuat berkelok hanya untuk memasukkan unsur estetis pada pola lantai [pic. 1 & 2], ada juga jalur yang dibuat berkelok demi menghindar tiang listrik yang sudah ada sebelum jalur itu dibangun... [pic 3]
 [pic .1]
 [pic.2]
[pic.3]
Nah... bisa kalian bayangkan juga??? Jika kalian berada di posisi seperti itu??
Mengingat pedestrian yang dibuat untuk menambah nilai plus fungsi pedestrian itu sendiri, bukan semata-mata untuk nilai keindahan... Ini hanya bentuk kepedulian saya semata..  karena terlihat begitu nyata di mata saya... Semoga yang saya lihat, yang nampak oleh mata saya, hanya terjadi di median yang saya lalui saja...