30 Des 2013

"Back To Nature" Rumah Dharma Borobudur

Liburan pendek kali ini Kami merencanakan wisata ke Borobudur.  Untuk tempat menginap, sengaja Kami memilih tempat yang jauh dari pusat kota, namun tetap dekat dengan tempat wisata yang akan Kami kunjungi nantinya. Liburan kali ini pas sekali kalau dibilang “Back to Nature” karena tempat penginapan yang Kami tuju benar-benar masih asri, hijau, alami dan dikelilingi sawah-sawah. Namanya Rumah Dharma Borobudur. Review yang Kami temukan di Tripadvisor  cukup menjanjikan.  


Awalnya Kami ingin langsung ke Rumah Dharma, dengan berbekal peta dari Tripadvisor, namun disarankan pemiliknya (Bp. Medi) supaya bertemu di mini market di dekat area Borobudur untuk mengantisipasi kebenaran GPS yang Kami dapatkan, dan nantinya Kami akan dijemput dan diarahkan ke lokasi penginapan.

Karena sampai sana sudah malam, Kami langsung ditawarin minuman hangat (teh, kopi atau susu). Setelah membereskan barang bawaan di kamar, Kami pun langsung memutuskan untuk memesan makan malam dan beristirahat di teras depan bungalow. Menu makan malam pada saat itu sangat lezat, diawali makanan pembuka sop, kemudian dilanjutkan beberapa menu tradisional seperti nasi putih, terong, ikan pindang, orak arik dan menu lainnya. Setelah makan malam selesai, Pak Medi pun menawarkan beberapa tempat yang bisa dikunjungi.

Penawaran menarik salah satunya ke Punthuk Setumbu, sebuah bukit yang letaknya ± 3 km jika bersepeda dari Rumah Dharma yang merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat Candi Borobudur dan sunrise. (Untuk acara ini, hanya adik dan suami saya yang ikut, karena Kami harus bersepeda dari jam 4 pagi, untuk mengejar sunrise.)

Foto diambil oleh adik saya

Kalau saya cukup melihat sunrise dari Rumah Dharma saja. Pemandangannya pun cukup menakjubkan.
 Sunrise di Rumah Dharma

Sunrise di Rumah Dharma

 Acara pagi hari, Kami bersepeda mengelilingi perdesaan di sana. Pagi yang dingin dengan udara segar dengan pemandangan yang jarang dijumpai di kota. Subhanallah....


 Bersepeda di pagi hari


Suasana di sekitar Rumah Dharma

Area Rumah Dharma

Menu sarapan pagi cukup standart, Kami bisa memilih roti atau bakmi dan nasi goreng. Diawali dengan buah-buahan segar, jajanan pasar, dan secangkir teh/kopi hangat serta susu coklat untuk anak-anak.
Jajan Pasar dan buah 
Menu makan siang

Setelah sarapan, Kami pun berpetualang di sekitar Rumah Dharma, sambil foto-foto di sawah, dengan model utama tentunya Athar. Untung Athar cukup kooperatif untuk menjadi modelnya, hehe....
 Hasil pose model kecil kita

Proses pengambilan gambar

Kemarin Pak Medi sempat menawarkan apabila Kami mau menggunakan delman untuk berputar-putar di sekitar desa. Harga yang ditawarkan bisa bervariasi, tergantung penawaran Kami dengan kusirnya. Akhirnya Kami berhasil nego dengan kusirnya, setelah penawaran awal dari Rp.150 ribu menjadi Rp.50 ribu saja.

Yang lain tetap menunggu di Rumah sambil bersantai-santai di pendopo ataupun gazebo.

 Gazebo di Rumah Dharma

Area bermain yang cukup lapang


Bermain bola di depan teras bungalow

Singkatnya, Rumah Dharma hanya menyediakan 4 bungalow, dengan fasilitas 1 kamar tidur (twin/double bed) dilengkapi AC, WiFi, kamar mandi dalam yang menyatu dengan kamar (hot water), dan mendapatkan fasilitas sepeda gratis yang dapat digunakan berkeliling di kawasan tersebut. Harga yang diberikan pada saat itu, Rp.650 ribu, dengan tambahan 1 extra bed termasuk sarapan pagi. Untuk tambahan makan malam dikenakan biaya tambahan Rp.30 ribu /orang.


Bungalow tempat Kami tinggal

 Kamar dalam bungalow
 Kamar mandi dalam bungalow
Karena jam check out Kami dibatasi, mengingat ada tamu/turis yang mau menempati bungalow Kami, maka Pak Medi menyarankan pendopo dan gazebo bisa Kami gunakan apabila Kami masih mau bersantai di Rumah Dharma sambil menunggu berkurangnya terik matahari agar Kami dapat ke Borobudur. 


 Pendopo yang menyatu dengan tempat makan


Area makan

Sambil menunggu dan masih bersantai-santai, Kami pun ditawari minuman jahe merah dan tahu goreng. Ketika terik matahari mulai berkurang, Pak Medi menyarankan untuk bersepeda/mengantar Kami ke Borobudur, mengingat musim liburan dan ramainya wisatawan yang sedang mengunjungi Borobudur, akan sangat memakan waktu apabila Kami mencari parkir di sekitar area parkir Borobudur.

Akhirnya Kami pun bersepeda ramai-ramai menuju Borobudur, dan khusus Eyang Kami, di anter naik motor oleh pegawai Pak Medi yang bernama Mas Fakih.

Liburan kali ini benar-benar berkesan bagi Kami, mengingat banyak yang Kami dapatkan seperti kemudahan, keramahtamahan selain pentingnya acara berkumpul bersama keluarga. 

Untuk wisata ke Borobudurnya, akan dilanjutkan di postingan berikutnya ya....

Lokasi Rumah Dharma (titik Biru)


Rumah Dharma Borobudur
Lokasi  Jowahan, Barepan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Koordinat GPS: S07 36 43.1 E110 12 46.8
Kontak Person : Bp. Medi : 0813.9225.2557

9 Des 2013

Happy 4th Birthday Athar

Yeaaay... Walaupun ini late post, yg penting ada sedikit cerita ttg perkembangan Athar. 
Di ulang tahun Athar tgl 24 november 2009 kemaren, dirayakan di lingkungan keluarga. Dengan persyaratan utama kalau kata Athar harus ada roti dan tiup lilin serta kado. 
Awal mula, Athar punya daftar permintaan untuk hari ulang tahun Athar kurleb 3 minggu sebelum Athar ulang tahun. 

Hehe... Yg lain pada adem ayem aja lihat wish list Athar, yg panik tak lain tak bukan ya tantenya... Tiket Garuda ke Jakarta dong, hehe...

Tapi H-1 daftarnya sudah berubah...

Berubahnya drastis banget dong... Yg semula tiket langsung berubah tas... 😁😁.
Langsung aja perubahan ini disambut baik, terutama sama tantenya.

Dan pada hari ulang tahun merupakan harinya Athar. Semua permintaan Athar, dengan catatan masih bisa diterima dan ada rejeki, insyaAllah diberikan, karena yang namanya masih anak-anak tentunya permintaannya masih wajar dan masuk akal. Tapi tentunya disertai berbagai pertimbangan-pertimbangan, dan perjanjian seperti ini:
  1. Sudah tidak boleh ngompol lagi. Kl ngompol sebenernya sudah ga lagi, tapi kalau dia sudah mau pipis, pasti deh heboh sendiri, lari muter-muter sambil pegang celana, bukannya langsung ke kamar mandi. Jadi ya terkadang celananya kena sedikit, ketika buru-buru mau lepas celana sewaktu sudah di kamar mandi ^__*
  2. Sudah harus bisa melakukan pekerjaan sendiri  tanpa harus dibantu orang lain, seperti mandi sendiri, makan sendiri, dan gosok gigi sendiri.
  3. Selalu beresin mainan yang dipakai sebelumnya ketika mau ambil mainan lainnya.
  4. Duduk yang tenang ketika di dalam mobil dan tidak mengganggu yang sedang menyetir.
  5. Dilarang lompat-lompat di tempat yang tidak seharusnya, seperti kursi itu tempat duduk, kasur untuk tidur. 

Nah, permintaan Athar pada hari itu adalah:


Lihat air mancur

Naik mobil-mobilan

Naik delman 

Dan ini perayaan kecil-kecilan di rumah.



Dan dilanjutkan....


Bukaaaa kadoooo....

Siang harinya dilanjutkan jalan-jalan ke mall, dengan tujuan main Happy Time dan es krim dong...

Main balapan mobil.... Dan.....

Es kriiimmmmm...... 

Pesan mama n papa :
Semoga Athar selalu diberi kesehatan lahir batin...panjang usia.. Dan selalu rajin belajar... Rajin sholat.. Diberi akhlak yg baik, perlindungan dan kemudahan di setiap langkah... Jadi anak sholeh dan kebanggaan kelg... Aamiin.. Love u always..😘😘

14 Nov 2013

Waktu yg "tidak boleh" Terbuang

Minggu ini bener2 minggu yg melelahkan. Kerjaan kantor yg padat dan overload, sampai harus memperhitungkan kerjaan mana yg perlu di dahulukan.

Sampai akhirnya muncul pembicaraan antara ibu dan anak sebagai berikut :

Anak : Mama, kenapa yang jemput Athar harus eyang terus... Eyang terus... Kenapa mama ga mau jemput Athar pulang .... 
Mama : (Masih di depan PC ngerjain kerjaan kantor yg dibawa pulang) 
Mama : maaf ya Nak, mama blm bisa jemput Athar pulang sekolah, krn mama masih rapat waktu Athar pulang sekolah, jadi yg jemput sementara eyang dulu.
Anak : Mama kenapa pulangnya malam terus malam terus, harusnya kan kl pulang sore (jam kantor mulai jam 07.00-15.30).
Mama : (diam... Dan secara refleks mematikan PC ) Yuk kita main sama2... Sekarang Athar mau main apa sama Mama... 
Athar : (tersenyum sambil menggandeng tangan Mama) Athar mau main ular tangga Ma, trus habis itu mau kartu trus main apalagi ya... Eemmm....

(Berjalan sambil meninggalkan dering telepon yg berbunyi di dalam kamar)


(Tatapan yg menghilangkan kejenuhan rutinitas kantor) 

4 Sep 2013

Lombok

Bulan Agustus kemarin, saya berkesempatan untuk mengunjungi Lombok untuk ke-2 kalinya. Namun perjalanan kali ini dalam rangka dinas kantor. Tapi, yang namanya dinas kantor, tetap wajib yang namanya wisata kuliner dan mencari buah tangan untuk dibawa pulang nanti.
Acaranya di laksanakan di hotel Jayakarta, di daerah Senggigi, kurang lebih Rp.130 rb kalau naik taksi dari bandara. O iya, bandara di Lombok ternyata sudah pindah di daerah Lombok Tengah, sudah bukan di Selaparang lagi yang berada di kota Mataram. Cukup jauh juga lho....

Bicara tentang fasilitas hotel, langsung jadi ingat anak yang di rumah dong.... Selain view hotel ini langsung ke pantai Senggigi, fasilitas anak disini cukup banyak... Ada kolam renang anak, kolam renang pasir untuk anak, (sand pool), playground dan sewa sepeda untuk anak... Huhuhuuuu.. sedih deh rasanya kalau lihat semua kesukaan anak, tapi anaknya di rumah...

(view dari hotel)

(view dari restaurant Hotel)

(sand pool)

(kolam renang anak)

(playground dan jogging track)

Untuk wisata kuliner sebenarnya juga sudah disediakan di menu makan malam di hotel, ada Beberuk, Olah-olah, dan tak lupa Plecing Kangkung... Kalau itu wajib hukumnya... :)
(makanan khas Lombok)


Kuliner lain yg wajib dicoba ya Ayam Taliwang. Yang cukup terkenal di Rumah Makan Taliwang Satu, Jl AA Gde Ngurah No 26, telp (0370) 622394, Cakranegara. Ada 2 versi, mau dibakar atau di goreng. Kalau mau dibawa pulang, lebih baik pilih ayam yg digoreng. Jangan lupa pula membeli makanan khas Lombok utk dibawa pulang, namanya dodol rumput laut. Yg cukup terkenal dsana Phoenix, konon RI 1 jg sampai kesana. Dan bbrp teman dsana menganjurkan untuk membeli tahu khas Lombok n telur asin.

Wisata belanja di Lombok cukup variatif, ada mutiara, kain tenun khas Lombok, kerajinan anyaman bambu, gerabah atau souvenir baju/kaos Lombok. Kalau mau ke pusatnya mutiara, bisa datang ke Sekarbela dan Karang Genteng, tapi kl mau cari lebih lengkap (semua ada dalam satu tempat), bisa menyusuri samping mataram Mall, karena disana ada beberapa kios yg menjual souvenir khas Lombok. 
Nah, karena waktu itu masih ada sisa waktu sblm pesawat take off, kurang lebih 2,5 jam, jangan lupa mampir ke desa wisata Sade. Dusun Sade yg terletak di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok yaitu suku Sasak. Itu bisa dilihat dari bentuk bangunan rumah suku Sasak asli yg ada disana, bangunan rumah yg beratapkan ijuk, dengan tembok dr anyaman bambu dan beralaskan tanah. 


(rumah suku Sasak)


(souvenir di dusun Sade, Lombok)

(permukiman suku Sasak di dusun Sade, Lombok)
Dan ternyata , masih banyak yg belum sempat didatangi di Lombok... Pantai-pantai (Kuta, Seger, Aan) dan wisata kuliner lainnya seperti bulayak, nasi puyung, dsb.
Namanya juga sambil menyelam minum air... Sambil bekerja, jangan lupa menikmati keindahan wisatanya ya...

17 Jun 2013

Buttermilk Pancakes

Buttermilk Pancakes with honey

Resep ini disadur dari resep Affi- mommiesdaily yang diambil dari Foyupdate... Tips-tips dari Affi dan Foy cukup jelas, namun sangat susah diterapkan, hehe... Bahan-bahan nya cukup simple, dan karena Buttermilk susah didapatkan, nanti akan ada step2nya... Thx to Ai yg mau  ajarin step-stepnya...

Bahan-bahan
  • 2 cups tepung terigu
  • 3 sdm gula pasir
  •  2 sdt baking powder
  • 1/2 sdt baking soda
  • 1/2 sdt garam
  • 2 cups buttermilk
  • 3 sdm mentega tawar yang dicairkan
  • 1 butir telur berukuran besar
  • minyak untuk menggoreng

Cara membuat Buttermilk:
Di resep tertulis 2 cups, berarti penggantinya: 2 cups susu cair + 1 sdm air perasan lemon.
Susu cair yang digunakan adalah susu cair Full Cream yang dihangatkan (tidak perlu sampai mendidih, cukup hangat), kemudian dicampurkan dengan perasan lemon (atau bisa juga menggunakan cuka). Diamkan 5-10 menit, dan nanti akan mengental dengan sendirinya. Aduk sebentar sesekali, biar kentalnya merata.

Cara :
  • Campurkan bahan-bahan kering di sebuah mangkuk besar dan aduk rata. Buatlah “lubang” di tengah-tengah mangkuk tersebut.
  • Campurkan bahan-bahan basah di mangkuk lain, aduk rata.
  • Tuangkan bahan basah ke tengah-tengah mangkuk berisi bahan kering, aduk sampai rata sampai bagian adonan tercampur agak “basah”, walaupun masih terlihat lumps atau gumpalan-gumpalan, sudah cukup kok. Tidak perlu diaduk lagi
  • Siapkan penggorengan, tuang 2-3 sendok makan minyak goreng, panaskan penggorengan kira-kira 3 menit di atas api sedang (medium-low).
  • Tuang ¼ - ½  cups  sendok adonan ke penggorengan. Karena adonannya kental sekali, gunakan sutil untuk sedikit “melebarkan” pancake tersebut, dan jangan ditekan.
  • Angkat dan putar sedikit penggorengan supaya minyak mengalir ke sekeliling pancakes. Ini membuat pinggiran pancake jadi crispy!
  • Goreng pancake selama kurang-lebih 2 menit, atau sampai kecoklatan, balik dan masak sisi lainnya sampai matang.
  • Hidangkan saat hangat bersama maple syrup, madu, atau milk jam. 
Tips  yang perlu diperhatikan pada saat mencampur adonan (do not over mix), cukup sampai basah dan pada saat menggoreng untuk menghasilkan pancake yg fluffy.
The old baker's trick : diamkan selama 1 jam utk mendapatkan suhu ruang dan dapat menambah volum  pancake menjadi fluffy.




13 Mei 2013

Sekolah di Jepang VS Sekolah di Indonesia

Link yang saya kutip dari Bidrians Abidin lewat media sosial FB, semoga bisa membuka/menggugah para pendidik di Indonesia.

{{ Sekolah di Jepang VS Sekolah di Indonesia }}

Anak saya bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) kota Tokyo, Jepang. Pekan lalu, saya diundang untuk menghadiri acara “open school” di sekolah tersebut. Kalau di Indonesia, sekolah ini mungkin seperti SD Negeri yang banyak tersebar di pelosok nusantara. Biaya sekolahnya gratis dan lokasinya di sekitar perumahan.

Pada kesempatan itu, orang tua diajak melihat bagaimana anak-anak di Jepang belajar. Kami diperbolehkan masuk ke dalam kelas, dan melihat proses belajar mengajar mereka. Saya bersemangat untuk hadir, karena saya meyakini bahwa kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari bagaimana bangsa tersebut mendidik anak-anaknya.

Melihat bagaimana ketangguhan masyarakat Jepang saat gempa bumi lalu, bagaimana mereka tetap memerhatikan kepentingan orang lain di saat kritis, dan bagaimana mereka memelihara keteraturan dalam berbagai aspek kehidupan, tidaklah mungkin terjadi tanpa ada kesengajaan. Fenomena itu bukan sesuatu yang terjadi “by default”, namun pastilah “by design”. Ada satu proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang dilakukan terus menerus di masyarakat.

Dan saat saya melihat bagaimana anak-anak SD di Jepang, proses pembelajaran itu terlihat nyata. Fokus pendidikan dasar di sekolah Jepang lebih menitikberatkan pada pentingnya “Moral”. Moral menjadi fondasi yang ditanamkan “secara sengaja” pada anak-anak di Jepang. Ada satu mata pelajaran khusus yang mengajarkan anak tentang moral. Namun nilai moral diserap pada seluruh mata pelajaran dan kehidupan.

Sejak masa lampau, tiga agama utama di Jepang, Shinto, Buddha, dan Confusianisme, serta spirit samurai dan bushido, memberi landasan bagi pembentukan moral bangsa Jepang. Filosofi yang diajarkan adalah bagaimana menaklukan diri sendiri demi kepentingan yang lebih luas. Dan filosofi ini sangat memengaruhi serta menjadi inti dari sistem nilai di Jepang.

Anak-anak diajarkan untuk memiliki harga diri, rasa malu, dan jujur. Mereka juga dididik untuk menghargai sistem nilai, bukan materi atau harta.

Di sekolah dasar, anak-anak diajarkan sistem nilai moral melalui empat aspek, yaitu Menghargai Diri Sendiri (Regarding Self), Menghargai Orang Lain (Relation to Others), Menghargai Lingkungan dan Keindahan (Relation to Nature & the Sublime), serta menghargai kelompok dan komunitas (Relation to Group & Society). Keempatnya diajarkan dan ditanamkan pada setiap anak sehingga membentuk perilaku mereka.

Pendidikan di SD Jepang selalu menanamkan pada anak-anak bahwa hidup tidak bisa semaunya sendiri, terutama dalam bermasyarakat. Mereka perlu memerhatikan orang lain, lingkungan, dan kelompok sosial. Tak heran kalau kita melihat dalam realitanya, masyarakat di Jepang saling menghargai. Di kendaraan umum, jalan raya, maupun bermasyarakat, mereka saling memperhatikan kepentingan orang lain. Rupanya hal ini telah ditanamkan sejak mereka berada di tingkat pendidikan dasar.

Empat kali dalam seminggu, anak saya kebagian melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Ia harus membersihkan dan menyikat WC, menyapu dapur, dan mengepel lantai. Setiap anak di Jepang, tanpa kecuali, harus melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Akibatnya mereka bisa lebih mandiri dan menghormati orang lain.
Kebersahajaan juga diajarkan dan ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Nilai moral jauh lebih penting dari nilai materi. Mereka hampir tidak pernah menunjukkan atau bicara tentang materi.

Anak-anak di SD Jepang tidak ada yang membawa handphone, ataupun barang berharga. Berbicara tentang materi adalah hal yang memalukan dan dianggap rendah di Jepang.

Keselarasan antara pendidikan di sekolah dengan nilai-nilai yang ditanamkan di rumah dan masyarakat juga penting. Apabila anak di sekolah membersihkan WC, maka otomatis itu juga dikerjakan di rumah. Apabila anak di sekolah bersahaja, maka orang tua di rumah juga mencontohkan kebersahajaan. Hal ini menjadikan moral lebih mudah tertanam dan terpateri di anak.

Dengan kata lain, orang tua tidak “membongkar” apa yang diajarkan di sekolah oleh guru. Mereka justru mempertajam nilai-nilai itu dalam keseharian sang anak.

Saat makan siang tiba, anak-anak merapikan meja untuk digunakan makan siang bersama di kelas. Yang mengagetkan saya adalah, makan siang itu dilayani oleh mereka sendiri secara bergiliran. Beberapa anak pergi ke dapur umum sekolah untuk mengambil trolley makanan dan minuman. Kemudian mereka melayani teman-temannya dengan mengambilkan makanan dan menyajikan minuman.

Hal seperti ini menanamkan nilai pada anak tentang pentingnya melayani orang lain. Saya yakin, apabila anak-anak terbiasa melayani, sekiranya nanti menjadi pejabat publik, pasti nalurinya melayani masyarakat, bukan malah minta dilayani.

Saya sendiri bukan seorang ahli pendidikan ataupun seorang pendidik. Namun sebagai orang tua yang kemarin kebetulan melihat sistem pendidikan dasar di SD Negeri Jepang, saya tercenung. Mata pelajaran yang menurut saya “berat” dan kerap di-“paksa” harus hafal di SD kita, tidak terlihat di sini. Satu-satunya hafalan yang saya pikir cukup berat hanyalah huruf Kanji.
Sementara, selebihnya adalah penanaman nilai.

Besarnya kekuatan industri Jepang, majunya perekonomian, teknologi canggih, hanyalah ujung yang terlihat dari negeri Jepang. Di balik itu semua ada sebuah perjuangan panjang dalam membentuk budaya dan karakter. Ibarat pohon besar yang dahan dan rantingnya banyak, asalnya tetap dari satu petak akar. Dan akar itu, saya pikir adalah pendidikan dasar.

Sistem pendidikan Jepang seperti di atas tadi, berlaku seragam di seluruh sekolah. Apa yang ditanamkan, apa yang diajarkan, merata di semua sekolah hingga pelosok negeri. Mungkin di negeri kita banyak juga sekolah yang mengajarkan pembentukan karakter. Ada sekolah mahal yang bagus. Namun selama dilakukan terpisah-terpisah, bukan sebagai sistem nasional, anak akan mengalami kebingungan dalam kehidupan nyata. Apalagi kalau sekolah mahal sudah menjadi bagian dari mencari gengsi, maka satu nilai moral sudah berkurang di sana.

Di Jepang, masalah pendidikan ditangani oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, dan Ilmu Pengetahuan Jepang (MEXT) atau disebut dengan Monkasho. Pemerintah Jepang mensentralisir pendidikan dan mengatur proses didik anak-anak di Jepang. MEXT menyadari bahwa pendidikan tak dapat dipisahkan dari kebudayaan, karena dalam proses pendidikan, anak diajarkan budaya dan nilai-nilai moral.

Mudah-mudahan dikeluarkannya kata “Budaya” dari Departemen “Pendidikan dan Kebudayaan” sehingga “hanya” menjadi Departemen “Pendidikan Nasional” di negeri kita, bukan berarti bahwa pendidikan kita mulai melupakan “Budaya”, yang di dalamnya mencakup moral dan budi pekerti.

Hakikat pendidikan dasar adalah juga membentuk budaya, moral, dan budi pekerti, bukan sekedar menjadikan anak-anak kita pintar dan otaknya menguasai ilmu teknologi. Apabila halnya demikian, kita tak perlu heran kalau masih melihat banyak orang pintar dan otaknya cerdas, namun miskin moral dan budi pekerti. Mungkin kita terlewat untuk menginternalisasi nilai-nilai moral saat SD dulu. Mungkin waktu kita saat itu tersita untuk menghafal ilmu-ilmu “penting” lainnya.

Demikian sekedar catatan saya dari menghadiri pertemuan orang tua di SD Jepang.

10 Mei 2013

Crispy Cass by Me... #kudapanpraktis


Pernah denger makanan Crispy Cass ga? Itu semacam snack ringan yg disajikan di sebuah kedai kopi ternama. Idenya boleh juga lho.
Langsung saja ya...

Bahan:
Tape
Kulit Lunpia
Putih Telur ( untuk lem)
Susu kental manis (coklat)
Keju Parut
Meses
(utk bahan sengaja tidak ada takarannya, supaya bisa disesuaikan kebutuhan ya)

Cara:
Tape kita potong seukuran jari tangan, kemudian dimasukkan ke dalam kulit lunpia.
Kemudian kita gulung secara perlahan, dan jgn lupa untuk menutup ujung kanan kiri kulit lunpia.
Dan terakhir, beri putih telur, agar kulit lunpia menempel.
Goreng kulit lunpia yg sudah terisi, dan sajikan bersama taburan keju, meses dan susu coklat manis.

Tips:
Usahakan, tape tertutup kulit lunpia, terutama di bagian ujungnya.

7 Mei 2013

Outbond Pertama Athar

Minggu kemarin, sekolah Athar mengadakan outbond untuk kelas TK A, TK B dan playgroup ke Taman Kelinci. Perjalanan menuju kesana menggunakan transportasi bis, dimana pada waktu itu Athar dan teman-temannya diharapkan sudah berada di sekolah tepat pukul 06.30. Agenda outbond di Taman Kelinci cukup padat juga,ada Ice Breaking, High Rope Games (permainan memanjat tali), Menanam padi di sawah, menangkap Ikan, Rafting Kids, dan terakhir Renang Mini Boom.
Kegiatan outbond ini merupakan agenda internal sekolah, yang mana hanya boleh diikuti oleh guru dan para murid. Maka, untuk lebih jelasnya bisa lagsung di buka di website http://www.taman-kelinci.com/ ya...

Yuk dimulai saja parade Athar-nya. Untung ada penjual foto-foto outbond disana sewaktu Mama menjemput Athar pulang.
Lets check it out...
Pose keberangkatan Athar dalam bis
 High Ropes
 Menanam Padi
 Kedatangan Athar
 Pose dulu depan bis sebelum pulang

29 Apr 2013

Kartini #2013

Selamat Hari Kartini semua........................ 
Biar terlambat yang pasti semangat  perjuangan Ibu Kartini akan tetap selalu ada. Dan bukan saja sosok Kartini, tetapi juga pejuang-pejuang wanita lainnya seperti Cut Nyak Dhien, Dewi Sartika, ataupun pejuang wanita di era sekarang.

Ini tahun pertama Athar ikut merayakan hari Kartini di sekolah, dan untuk pertama kali pula Athar menggunakan busana adat daerah. Pemikiran awal memilih yang nyaman, mudah untuk beraktivitas di sekolah. Ternyata cukup susah mencari busana adat dengan ukuran kecil, dan pilihannya busana adat  : dayak, betawi, jawa, dan bali. Namun karena untuk adat jawa dan bali memakai sarung, pilihan tinggal 2, yaitu betawi dan dayak. Setelah dicoba kok Athar lebih pantas dengan busana betawi. 

Baiklah, inilah parade Athar dalam balutan busana Betawi. Dan, untuk kali ini (=selama memakai baju adat betawi), Athar maunya dipanggil si Abang, hehe...
(berhubungan masih dalam rangka sewa baju adat utk Athar, Eyang dan papa nya pun ikut berfoto bersama dgn beskap milik pribadi).

Here we go.....
 si Abang Athar
 Eyang - Athar - Papa #1
 Eyang - Athar - Papa #2
 Final session : Eyang - Athar - Papa
Athar di sekolah
Holy - Aurel - Miss Hesti - Kenzi - Athar